
Limfosit T sitotoksik (juga dikenal sebagai sel T CD8+) adalah komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh yang berperan dalam menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker. Sel-sel ini memiliki kemampuan untuk mengenali dan membunuh sel yang menunjukkan tanda-tanda abnormalitas melalui mekanisme yang sangat spesifik.
Mekanisme Kerja Limfosit T Sitotoksik
Limfosit T sitotoksik bekerja dengan cara mengenali antigen spesifik yang dipresentasikan oleh molekul MHC kelas I di permukaan sel target. Setelah mengenali antigen yang sesuai, sel T sitotoksik akan mengaktifkan mekanisme penghancuran melalui beberapa cara:
- Pelepasan Perforin dan Granzim
- Perforin menciptakan pori-pori pada membran sel target, memungkinkan masuknya granzim.
- Granzim adalah enzim yang memicu apoptosis atau kematian sel terprogram.
- Induksi Jalur Apoptosis Fas-FasL
- Sel T sitotoksik memiliki molekul Fas ligand (FasL) yang dapat berikatan dengan reseptor Fas pada sel target.
- Ikatan ini mengaktifkan jalur apoptosis, menyebabkan sel target mati secara terprogram.
- Sekresi Sitokin
- Sel T sitotoksik melepaskan sitokin seperti IFN-γ yang dapat meningkatkan respons imun dan menghambat proliferasi virus.
Peran dalam Melawan Infeksi dan Kanker
Limfosit T sitotoksik memiliki peran utama dalam mengeliminasi infeksi virus dengan menghancurkan sel yang terinfeksi sebelum virus dapat menyebar lebih luas. Selain itu, mereka juga berfungsi dalam pengawasan imun terhadap kanker dengan mengenali dan membunuh sel-sel yang mengalami mutasi.
Namun, beberapa sel kanker dan patogen dapat mengembangkan strategi untuk menghindari deteksi oleh sel T sitotoksik, seperti dengan menurunkan ekspresi MHC kelas I atau menghasilkan molekul imunosupresif. Oleh karena itu, terapi berbasis imun seperti checkpoint inhibitor dan terapi sel CAR-T telah dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas limfosit T sitotoksik dalam pengobatan kanker.
Kesimpulan
Limfosit T sitotoksik merupakan salah satu komponen utama dalam sistem kekebalan adaptif yang berfungsi dalam menghancurkan sel terinfeksi dan sel kanker. Dengan memahami mekanisme kerja sel ini, para ilmuwan dapat mengembangkan terapi imun yang lebih efektif untuk melawan penyakit infeksi dan kanker, memberikan harapan baru dalam dunia medis.
